Rumah berhantu
Liburan
pun telah tiba, sepertinya pulang kampung halaman bersama keluarga akan segera terwujud.
Setelah pengambilan rapot usai, semua perlengkapan akan di persiapkan untuk
bekal menuju kampung halaman dan tiket sudah dipesan ayah sejak seminggu yang
lalu untuk mencegah terjadinya antrian panjang dan melonjaknya harga tiket
menjelang liburan sekolah, natal, serta tahun baru.
Hari
keberangkatan sudah tiba saya dan adik menyambut dengan suka cita semua bekal
sudah siap termasuk fisik, karena akan menempuh perjalanan selama 12 jam maklum
saja kampung halaman kami cukup jauh tepatnya di Tuban Jawa Timur. Huuuhh
akhirnya sesampai juga kami di kampung halaman setelah menempuh perjalanan
beejam-jam dan melewati berbagai kota.
Sesampai
di sana kami langsung di sambut suasana indah di desa dan cuaca yang sejuk.
Namun, berhubung di desa masih terdapat rumah yang sudah tua dan pepohonan
rindang juga besar-besar yang memenuhi jalan hal ini membuat terjadinya kabar
hal-hal mitos yang terjadi di tempat tersebut. sehingga setiap menjelang malam
sehabis isya di desa cukup sepi dan lengang karena takut untuk melewati jalan
tersebut yang terdapat rumah berhantu. Sebenarnya ini rumah pakde saya yang
memang tidak dihuni di karenakan ia masih tinggal di rumah lamanya bersama
isteri dan dua orang anaknya, rumah ini di buat rencana pakde untuk anaknya
kelak besar nanti.
Tak
terbayangkan oleh pakde rumah yang ia buat sebagus mungkin mendapat kabar
miring dari warga bahwa rumahnya berhantu. Seorang warga pun mengatakan kepada
pakde “mas rumahnya mbok di tempati toh nanti di tungguni genderuwo.” Mendengar
hal tersebut pakde memikrkannya dan berbicara kepada isteri serta dua orang
anaknya untuk menempati rumah tersebut semalam, dan akhirnya mereka menyetujui
rencana tersebut.
Sehabis
isya mereka berangkat menuju rumah barunya sambil membawa alat-alat kebersihan
untuk membersihkan rumah sehabis shubuh. Pakde memang cukup resah dengan kabar
ini apa lagi dengan para tetangga yang selalu merasa ketakutan dan
melebih-lebihkan cerita mengenai rumahnya. Tapi pakde tak pernah ambil pusing
hal ini dia anggap hanya sebagai mitos belaka. Tidur semalam di rumah baru
bersama keluarga, tidak di ketahui oleh para tetangga karena memang pakde
berangkat sudah isya dan jalan cukup sepi.
Shubuh
telah tiba, terdengar suara sapu “srek....srek...srek...” di sertai lampu yang
sudah agak redup para tetangga merasa ketakutan dan melihat sosok bayangan
hitam besar yang di yakini sebagai genderuwo. Begitu juga dengan orang lewat
yang berlari sambil ketakutan. Lalu hal ini semakin menyebar ke seluruh warga.
Melihat pakde dan budhe ada di depan rumahnya seorang warga menyapa dan
langsung bebicara mengenai rumahnya yang berhantu itu “ pagi mass, mbak anu
tadi saya dengar ada suara orang sapu di rumah ini dan ada bayangan hitam
tinggi besar sepertinya genderuwo. Tuh mass, mbak kalo saya bilangin mbok ya di
dengerin kalo rumah itu harus di tempatin biar ga di tinggal genderuwo.
Akhirnya udah di tinggal genderuwo juga kan ya ampun rumah bagus ada
genderuwonya ihhh seremm.”
“lho
bu, bukannya tadi shubuh ibu memang lagi bersih-bersih?” pakde berkata kepada
isterinya. “oiiya pak ibu lupa, jadi gini bu kami semalam tidur di rumah ini
bersama anak-anak ibu memang tidak mengetahuinya karena kami berangkat sehabis
isya dan jalan pun sudah sepi, kami juga berencana untuk membersihkan rumah
coba saja ini ibu liat saya membawa alat-alat kebersihan dari rumah dan sekarang
kami ingin pulang kembali ke rumah untuk mengembalikan alat-alat kebersihan ini
karena kalo di tinggal rawan takut hilang.” Budhe berbicara kepada seorang ibu
tetangga. “Ouhh, ya ampun
astagfirullahhaladzim jadi bukan genderuwo toh mbak.” Kata tetangga sambil
memegang-megang tanganya untuk meyakinkan kalo itu budhe
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar